Jakarta — Sebuah video pengakuan serta secarik surat pernyataan yang disebut ditulis Hasnaeni Moein atau Wanita Emas beredar luas dan memicu perhatian publik. Dalam video berdurasi 1 menit 13 detik tersebut, terdakwa kasus korupsi yang tengah menjalani hukuman di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, itu mengaku mengalami penganiayaan, pemerasan, hingga tidak diberi makan oleh petugas rutan dan Kepala Rutan.
“Saya Hasnaeni, saya sedang dihukum oleh kepala rutan, saya tidak boleh keluar kamar, saya dihukum dan dari kemarin tidak dikasih makan, terus saya dikunci dari luar kamar,” ucap Hasnaeni dalam video yang dikutip Rabu (3/12/2025).
“Saya lagi dihukum oleh kepala rutan, tolong bantu saya… saya belum dikasih makan, sedangkan kondisi saya saat ini sedang sakit,” tambahnya.
Selain video, beredar pula secarik kertas berisi sembilan poin yang diklaim sebagai kronologis kejadian versi Hasnaeni. Berikut isi tulisan tersebut yang beredar:
Kronologis kejadian
- Saya butuh dokter untuk melakukan visum, saya ditempeleng kepala rutan dan dicekik leher saya. Dan saya dipukulin kepala rutan, di bon mana tempat yang tidak ada CCTV. Memarnya sudah hilang saya kasih salep, tapi badan saya masih sakit semua.
- Kalau petugas kita kasih uang semuanya lancar di dalam tahanan.
- Semua SOP dilanggar, bukti terlampir dan semua barang bukti dihilangkan oleh kepala rutan.
- Saya juga butuh diobservasi oleh dokter psikiater sebab saya mengalami goncangan yang sangat luar biasa.
- Sodara Joko hampir saja membunuh saya, untung saja banyak petugas yang menghalangi pas kejadian dan saya melarikan diri. Bukti terlampir CCTV.
- Pungli sangat kuat, kalau saya tidak kasih uang ke mereka saya dipersulit dalam semua hal oleh pegawai rutan.
- Saya tidak berani balik ke rutan, katanya kalau saya bicara ke media mereka akan eksekusi saya. Saat sekarang saya mengalami ketakutan yang sangat luar biasa.
- Saya meminta perlindungan hukum ke Pak Menteri, dan kepada Kapolri, kepada HAM, Komnas Perempuan dan LPSK.
- Sebab mereka berkonspirasi barang bukti disita oleh mereka, dirampas dan saya ditarik.
Tertanda,
dr Hj Hasnaeni SE
Saat dikonfirmasi terkait video dan surat tersebut, Kepala Keamanan Rutan Pondok Bambu, Nur Mariyana Putri, membantah seluruh tuduhan.
“Tidak benar apa yang disampaikan yang bersangkutan,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/12/2025).
Putri membenarkan bahwa Hasnaeni memang dijatuhi hukuman disiplin karena kedapatan menggunakan handphone di dalam rutan. Ia dipindahkan ke ruang isolasi sesuai aturan. Namun Putri menegaskan tuduhan soal tidak diberi makan adalah tidak benar.
“Ia tetap diberikan makanan sama seperti warga binaan lainnya di Rutan Pondok Bambu,” kata Putri.
Hingga kini, pihak Kementerian Hukum dan HAM belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait polemik pengakuan dan bantahan tersebut.






