Jakarta – Warga Kelurahan Cakung Barat, Jakarta Timur, mendesak pemerintah segera membangun embung atau waduk kecil untuk mengantisipasi potensi banjir yang masih menghantui wilayah mereka.
Tuntutan itu muncul di tengah maraknya proyek pembangunan infrastruktur di kawasan Jalan Pool PPD, RT 02 RW 07, yang dinilai warga mempersempit area resapan air.
Jainal, salah satu warga yang bekerja di bengkel sekitar lokasi, mengatakan bahwa meski genangan air sudah jarang terjadi dalam tiga tahun terakhir, kekhawatiran akan banjir tetap ada.
Menurutnya, proyek pembangunan besar yang berlangsung justru menimbulkan persoalan baru seperti debu tebal dan lalu lintas kendaraan berat.
“Kalau banjir sih sudah berkurang, tapi sekarang debu yang parah banget, bikin sesak. Truk lalu-lalang terus, ditambah orang suka buang puing di pinggir jalan,” ujar Jainal kepada wartawan, Selasa (11/11/2025).
Ia menilai, pembangunan embung menjadi solusi jangka panjang agar air hujan memiliki tempat tampungan dan tidak langsung mengalir ke permukiman.
“Kalau dibangun waduk kecil atau embung, bagus banget buat warga. Cuma memang lahannya terbatas, tapi kalau bisa direalisasikan ya lebih aman,” tambahnya.
Hal senada disampaikan oleh Nuraini (61), pemilik warung nasi di kawasan tersebut. Ia bahkan menilai pembangunan embung lebih mendesak dibanding proyek Rumah Sakit Internasional yang kini tengah disiapkan di wilayah itu.
“Kalau bisa embung dulu deh dibangun biar enggak banjir. Rumah sakit nanti aja. Soalnya kalau banjir datang, semua kena dampaknya,” tutur Nuraini.
Menurutnya, proyek-proyek besar di sekitar Cakung Barat berpotensi mengubah arah aliran air dan mengurangi daya serap tanah. Karena itu, embung dinilai penting sebagai pengendali air hujan dan penyeimbang tata air lingkungan.
Seorang petugas PPSU Kelurahan Cakung Barat yang enggan disebutkan namanya membenarkan bahwa rencana pembangunan embung sudah menjadi pembahasan di tingkat kelurahan.
“Sekarang pembangunan makin banyak, air hujan butuh tempat resapan. Kalau enggak, nanti bisa banjir lagi seperti dulu,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua RT 02 RW 07, Ahmad Nur (RT Enung), mengatakan wilayahnya memang sudah terbebas dari banjir besar, namun rencana pembangunan embung tetap masuk dalam rencana penataan kawasan.
“Dulu sempat dibahas di rapat kelurahan soal akses ke rumah sakit dan embung. Rencananya, jalur kendaraan juga bakal diatur ulang supaya enggak padat,” jelasnya.
Ia menambahkan, pembangunan turap di RT 09 juga merupakan bagian dari penataan kawasan agar lebih tahan terhadap risiko banjir di masa mendatang.
“Kalau dari petanya sih nanti bagus. Ada turap, embung, pelebaran jalan juga. Cuma sekarang warga paling ngeluh soal debu karena banyak truk proyek,” tambahnya.
Warga berharap Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur bersama Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta segera menindaklanjuti aspirasi tersebut dengan melakukan survei lapangan dan menentukan lokasi pembangunan embung. Mereka juga meminta pengawasan terhadap pembuangan puing liar serta aktivitas truk berat yang menimbulkan polusi debu.
Meski banjir besar sudah jarang terjadi, warga menegaskan pembangunan embung tetap menjadi kebutuhan mendesak agar kawasan Cakung Barat tidak kembali dilanda genangan setiap musim hujan.
“Sekarang sih aman, tapi siapa tahu nanti banjir balik lagi kalau pembangunan makin banyak. Makanya embung itu penting,” pungkas Jainal.






